Pengen Jual Pulsa Murah dan Bonusnya Luar Biasa Klik Disini

29 May 2009

Kata Sapaan Dalam Keluarga bahasa Bengkulu

engkulu asli sangat mengindahkan tuturan atau sapaan atau panggilan pada seseorang. Apalagi kepada orang yang usianya lebih tua, tabu kalau sampai memanggil namanya saja seperti memanggil teman sebaya. Karena di Propinsi Bengkulu terdapat beragam bahasa, berikut ini adalah panggilan atau sapaan kepada seseorang menurut bahasa Kota Bengkulu: * Orang tua laki-laki disapa: Ayah, Bak, atau Abah * Orang tua perempuan disapa: Mak, Ibu * Kakak tertua laki-laki disapa: Dang * Kakak tengah laki-laki disapa: Donga * Kakak kecil laki-laki disapa: Docik * Kakak tertua perempuan disapa: Inga * Kakak tengah perempuan disapa: Ciknga * Kakak kecil perempuan disapa: Dodo, Cik Anjong, Cik Endek * Adik terkecil laki-laki atau perempuan disapa: Bungsu * Paman disapa: Wan

* Bibi (saudara Ayah atau Ibu) disapa: Cucik, Bucik * Orang tua Ayah atau Ibu yang laki-laki disapa: Datuk * Orang tua Ayah atau Ibu yang perempuan disapa: Nenek * Orang tua Datuk atau Nenek disapa: Poyang * Laki-laki yang sebaya dengan Wan disapa: Pak Uncu * Perempuan yang sebaya dengan Cucik, Bucik disapa: Uncu * Kakak Ayah atau Ibu yang laki-laki disapa: Bakdang * Kakak Ayah atau Ibu yang Perempuan disapa: Makdang * Laki-laki yang sebaya dengan kakak laki-laki disapa: Udo * Perempuan yang sebaya dengan kakak perempuan disapa: Cuk Udo, Uning * Anak Paman atau Bibi disapa: Donga (untuk laki-laki) atau Ciknga (untuk perempuan) * Anak Wan atau anak Cucik disapa: Nakan * Anak dari cucu disapa: Piyut * Anak dari Piyut disapa: Cicit Dalam hal sapaan ini, orang Bengkulu lebih melihat usia ketimbang posisi pada garis keturunan atau silsilah seperti pada masyarakat Jawa. Dalam masyarakat Jawa–dimana istri saya berasal–meski usia saudara sepupu lebih muda dari kita, namun karena ia adalah anak dari Pakde (setara dengan Pakdang), maka kita wajib memanggilnya “Mas” atau “Mbak” (yang keduanya bermakna “Kakak”). Dalam masyarakat Bengkulu, meski anak dari Pakdang usianya lebih muda dari saya, ia tetap harus menyapa saya “Donga” karena saya berusia lebih tua darinya. Sapaan-sapaan di atas memiliki perbedaan sedikit dengan bahasa Bengkulu yang ada di daerah Selatan, Utara, Rejang dan beberapa daerah Bengkulu lainnya. Namun demikian, umumnya sapaan di atas dipahami oleh banyak orang di Propinsi Bengkulu. Pemeliharaan ikatan keluarga sangatlah penting bagi penduduk asli di manapun di Indonesia. Tidak terkecuali di Bengkulu. Jika kita lupa bagaimana menyapa seseorang yang masih memiliki hubungan keluarga jauh–seperti ikatan karena lawan bicara adalah cicit dari saudara poyang kita, sepupu dari sepupu poyang kita dan sebagainya–maka kita harus bertanya pada yang bersangkutan, atau orang tua, atau siapa saja yang mengetahui ikatan kekeluargaan itu, untuk mengetahui apa sapaan kita pada lawan bicara itu. Perubahan zaman telah mengubah orientasi hidup yang lebih materialistik dalam melihat satu hubungan persaudaraan juga memengaruhi ikatan kekeluargaan orang Bengkulu. Arisan Keluarga Besar merupakan salah satu usaha untuk tetap memperkuat ikatan kekeluargaan itu. Juga, Sapaan-sapaan yang ada merupakan bentuk simbol kekeluargaan atau keakraban antarpersonal untuk menjaga ikatan tersebut. Sapaan-sapaan seperti Ciknga, Dang, Cucik dan lainnya tidak hanya diucapkan seseorang kepada orang lain karena ikatan keluarga atau pertalian darah. Tetangga yang bukan keluarga pun bisa menyapa dengan sapaan yang sama dengan menyesuaikan posisinya sendiri. Contohnya, jika menyapa orang tua teman saya yang usianya lebih muda dari usia orang tua saya, saya dapat menyapa “Wan” untuk Ayah teman saya itu, dan menyapa “Cucik” untuk Ibunya.

0 komentar:

Post a Comment